Terbuka


Saya suka dengan orang-orang yang punya sikap terbuka. Orang-orang macam itu biasanya punya sikap sportif, fair, jujur, ringan tangan, murah hati dan banyak lagi sikap-sikap positif yang menyertai. Orang-orang macam itu terasa selalu menyenangkan.

Saya punya salah seorang teman yang, seperti diatas, terbuka. Tak ada hal yang ditutup-tutupi darinya. Sikap itu membuatnya mudah diterima banyak orang. Selalu punya banyak pengalaman dan cerita yang dibagikan. Menghibur. Sampai saya mengalami sendiri peristiwa yang membuat saya tercekat.

Suatu sore, ketika kami asik bersantai di kosan kami bersama teman-teman, dengan rokok membara dan asap mengepul ia asik bergumul dengan gawainya. Sampai salah seorang teman perempuan kami tiba-tiba bilang, "Mas Fuad suwantai, ya." Katanya sambil duduk di atas jendela. Memandang langit yang cerah.

"Suwantai, Sayang." Balas Fuad di bawah jendela. Meski dengan senyum mengembang tak sedikit pun ia menoleh. Tak lama teman perempuan kami turun, kemudian pindah ke sofa di teras rumah.

Setelah agak lama kami saling asik dengan gawai masing-masing, saya memutuskan untuk menaruh gawai dan mengambil sebungkus rokok di depan Fuad. Tangan saya berhenti meraih bungkus rokok itu ketika pandangan saya terantuk pada celana Fuad. Resleting celananya terbuka. Mangap.

"Ad, resletingmu!" Peringat saya.
"Iya," Jawabnya singkat.
"Kebuka itu!"
"Iya."
"Lah, kancingin!"
"Ya emg gitu."
"Lah kalo keliatan gimana?"
"Ya gak gimana-gimana. Emg ada yang mau liat?"
Sering kali, akal sehat saya dan teman-teman tak mampu menjangkau cara berikir dan sikap amat sangat terbuka yang ia miliki.

You Might Also Like

0 komentar