Pak Dhe


Peristiwa itu baru saja terjadi. Benar-benar baru. Masih anget. Seanget kopi yang baru saya sajikan untuk teman menikmati sore di ruang tamu.

Ketika sedang menikmati kopi, tiba-tiba dari balik kaca jendela, saya lihat ada seorang bocah perempuan kecil. Entah umur berapa. Tingginya hanya selutut saya. Lebih sedikit. Ia berusaha membuka pintu rumah yang masih tertutup. Saya bergegas beranjak dari tempat duduk membantunya. Pasti ia tak kuat. Ketika pintu saya buka bocah mungil nan menggemaskan itu melongok ke atas melihat saya. Tangannya mengulurkan sebungkus kerupuk. 

"Pak Dhe," katanya.

Mak tratap! Yaawoh, sa dipanggil Pak Dhe. Padahal sa masih terhitung muda belia. Lagi imut-imut dan nggemesin.

"Dari siapa?"

"Dari Lek Roh," jawabnya singkat kemudian berputar membalik badan. Persis gerakan penari cilik yang begitu enerjik dan riang gumbira.

Saya, dengan perasaan campur aduk, menutup pintu dan duduk kembali.

"Yaallah, ambyar, Gusti! Huft!" batin saya. "Njenengan i nek meh ape guyon ki mbok cerita-cerita dulu, jan bikin kaget ja."


01/12/2021

You Might Also Like

0 komentar