Panas Dingin


Lamongan 35°C. Lumayan buat ngucurin keringat. Setelah perjalanan hampir 5 jam akhirnya sampai juga di Lamongan. Hari ini rencananya aku ikut ziarah wali 5 yang diadakan temen-temen alumni PPDM.

Seminggu yang lalu, ketika aku masih berkubang di balik selimut, salah seorang teman menelpon via WA. Ia mengajak ikut serta ziarah wali 5.

"Naik Elf, bayar 75.000 aja," katanya. Tanpa pikir panjang aku iya-kan saja.

"Berapa hari?"

"Sabtu malam lepas isya' berangkat. Minggu pagi sekira jam-jam 7 atau 8 udah balik."

"Oke."

Ternyata usai kesepakatan itu beberapa hari kemudian salah seorang teman menelpon, ada yang nyari. "Minta tolong garap video, Kang," katanya.

Setelah kami bertemu, video yang diminta adalah video-video pendek untuk kebutuhan sosial media. Ada 5 video dengan tema dan momen berbeda.

"Oke."

"Kang, Senin take videonya ya," kabar temenku.

Lha! Mepet banget, pikirku. Aku kira masih ada waktu lumayan panjang. Mau tak mau aku tak bisa lama-lama di rumah. Padahal rencananya sehari sebelum berangkat ziarah wali 5, aku akan pulang dulu, ziarah ke pesarean Mbah dan keluarga di rumah, melepas kangen dengan kedua orang tua dan nenek. Kalau masih ada waktu sekaligus berkunjung ke rumah paman. Baru esoknya berangkat ziarah ke wali 5.

Tapi ya sudahlah, aku harus segera balik ke Malang. Lepas kangennya semoga bisa minggu depan sekaligus mengurus perpanjangan surat-surat motor.

Sampai sekarang, dari 5 naskah yang diminta, baru 2 yang aku tulis. Untuk kebutuhan take video awalnya mereka menargetkan 3 video. Semoga usai ziarah nanti bisa aku selesaikan.

Tadi malam aku memilih untuk tak menulis dulu. Rehat. Selain itu juga ada agenda ngaji rutin.

Tadi malam hanya 5 orang yang bisa hadir ngaji. Sebelum mulai pengajian, Romo meminta kami memasang dua banner kemerdekaan. Keduanya menegaskan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Berdaulat, Bermartabat, dan Terhormat.

Ketika pengajian, Romo memberikan penjelasan bagaimana dzikir dilakukan. Dzikir, dan bentuk-bentuk ibadah lainnya, dalam dimensi tasawuf bukan dimaknai, ditafsirkan, apalagi dipikirkan. Dalam dimensi tasawuf, semua ibadah yang dilakukan harus dirasakan.

Dalam berdzikir, ada penekanan pada titik-titik tertentu yang harus dirasakan oleh pelakunya.

Berbeda dengan dimensi fiqih yang menggunakan akal, nalar, sebagai instrumen untuk mencari kebenaran. Dalam dimensi tasawuf, perangkat yang digunakan untuk menemukan kebenaran adalah hati, rasa.

Dalam laku suluk, seorang Salik harus belajar merasakan segala sesuatu, baik perilaku, aktivitas, maupun benda-benda yang ada di sekelilingnya. Muaranya adalah kedekatan seorang hamba pada tuannya.

Salik tak boleh bertanya ini-itu pada sang pembimbing, sebab akar dari pertanyaan tersebut adalah kuasa nalar, akal, dan akal adalah tempat kesombongan.

Dalam pengajian tersebut Romo juga menjelaskan bahwa ngaji suluk semacam itu tak bisa atau tak boleh dilakukan dengan banyak orang. Sebab ilmu yang diajarkan adalah ilmu rahasia yang tak boleh sembarang diajarkan pada banyak orang.

Ngaji Suluk berbeda dengan Laku Suluk. Ngaji Suluk adalah aktivitas penyampaian keilmuan berkaitan dengan Laku Suluk yang dilakukan sebagaimana ngaji pada umumnya, penyampaian materi, tanya jawab dan praktik. Sedang Laku Suluk adalah pengamalan dalam laku keseharian menempuh jalan mendekatkan diri pada Tuhan.

Baik ngaji suluk maupun laku suluk dilakukan dengan tahap bertingkat dan terus-menerus.

Usai ngaji, kami bercengkerama dan tidur di Masjid pesantren. Sekira pukul 2 malam aku rehat. Dingin yang biasanya mengusik dan menusuk persendian tak terlalu kamu rasakan malam itu.

Usai subuh sampai sekira pukul 5 pagi kemudian kami berkemas pulang ke kosan atau kontrakan masing-masing.

Sampai di tempat tinggal aku berkemas dan berangkat ke terminal. Pukul 6 pagi. Tak terlampau dingin. Di dalam bus, tak usah ditanya lagi, aku memberikan waktu rehat untuk tubuhku (Hwkwkwkwk).

Sampai di Surabaya, panas menjerang. Lamongan tak kalah panas, 35°C. Dan keringat mengalir menghilir. ~Fyuuuh.

Aku berharap semoga perjalanan nanti malam tak terlampau panas. Sejuk, sesejuk sosok-sosok yang akan kami nanti malam.

You Might Also Like

0 komentar